Seringkali para Direktur atau GM perusahaan mendorong para managernya bekerja sebagai tim. Dengan bekerja sebagai team diharapkan akan dapat mendorong efisiensi operasi dan profitabilitas perusahaan. Untuk mendukung kampanye “work as a team” itu biasanya akan diikuti dengan slogan “all for one” sehingga kinerja yang dicapai perusahaan adalah hasil bersama.

Maka untuk mendorong semangat kerjasama seluruh tim, perusahaan-perusahaan sering mengadakan acara-acara seperti staff gathering, team building, outing dan lain-lain. Lalu laporan keuangan disusun sebagai satu unit tanpa membedakan kinerja tiap departmen atau unit usaha (business unit).
Namun sebenarnya penekanan bekerja sebagai team bisa membuat persoalan tersendiri baik saat kinerja keuangan perusahaan sedang menunjukkan rapor yang baik apalagi saat sebaliknya. Pada saat rapor perusahaan baik akan sulit mengidentifikasi siapa sebenarnya yang menjadi pencetak laba dan siapa yang berkinerja buruk yang bersembunyi di balik kerja keras manajer lain atau malah menjadi parasit bagi manajer yang berkinerja baik.
Untuk itu maka sistim akuntansi yang baik saat ini pada umumnya menyediakan fitur untuk pelaporan keuangan berdasarkan departemen atau cabang. Dengan sistim pelaporan berdasarkan departemen atau cabang para Direktur atau GM akan dapat mengetahui kinerja tiap manajer sehingga diketahui siapa yang bekerja efisien dan pencetak laba dan siapa yang tidak. Dari situ akan diketahui mana area yang perlu dipertahankan, mana yang perlu perbaikan dan siapa manajer yang harus diganti agar tidak menjadi beban bagi perusahaan.

















Leave a comment